Geopark Merangin

Geopark Merangin menjadi geopark paling berpotensi mendapatkan pengakuan UNESCO. Tim yang telah dibentuk pemerintah daerah adalah tim percepatan pengembangan. Ada juga tim yang dibentuk Badan Geologi Kementerian ESDM. Yakni, tim riset atau peneliti yang telah bekerja sejak 2011.
Saat bertandang ke Graha Pena Jambi Ekspres (Jawa Pos Group), Bupati Merangin Al Haris banyak bercerita tentang potensi wisata daerah yang dipimpinnya. ’’Geopark merupakan salah satu warisan dunia yang berumur ratusan juta tahun. Batu-batu tersebut hanya berada di Kabupaten Merangin. Dalam waktu dekat, keberadaannya akan diakui dunia,’’ jelasnya.
Geopark Merangin memiliki luas 20.360 kilometer persegi. Geopark tersebut terbagi atas empat bagian. Yakni, Paleobotani Park Merangin, Highland Park Kerinci, Geo-Cultural Park Sarolangun, dan Godwana Park Pegunungan Bukit Tiga Puluh (Tanjungjabung Barat). Paleobotani Park Merangin terbagi atas tiga zona. Yakni, zona tangkapan (gerbang utama) di kawasan Kota Bangko, zona inti geoconservation, bioconservation, cultural, dan conservationserta zona penyangga yang merupakan daerah sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Luas Paleobotani Park Merangin adalah 1.551 kilometer persegi yang terbagi atas dua zona. Zona pertama disebut geoconservation. Di sana ada dua blok. Yakni, kawasan Jambi Flora yang meliputi Desa Air Batu hingga Desa Biuku Tanjung serta kawasan Kars Sengayau di Sungai Manau dan Kars Jangkat. Kars Sengayau meliputi 13 gua yang pernah ditempuh masyarakat setempat selama 12 hari.
Zona kedua disebut bioconservation. Yakni, kawasan hutan lindung dan hutan adat di Merangin. Salah satunya, Hutan Adat Guguk di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap. Hutan Guguk memiliki luas sekitar 690 hektare.
Bagikan artikel ini